BeritaEksekutifNasionalPemkab Kapuas

Fenomena Langka Hujan Es dan Puting Beliung di Kapuas Rusak 143 Rumah Warga

10
×

Fenomena Langka Hujan Es dan Puting Beliung di Kapuas Rusak 143 Rumah Warga

Sebarkan artikel ini
Bencana angin puting beliung dan butiran hujan es yang melanda Desa Bina Jaya, Kecamatan Dadahup, Kuala Kapuas.(Photo/ali)

Kuala Kapuas. eNewskalteng.com – Suasana sore yang biasanya tenang di Desa Bina Jaya, Kecamatan Dadahup, mendadak berubah mencekam. Awan gelap menggulung disertai angin kencang, menjelma menjadi bencana: puting beliung disertai hujan deras dan butiran es sebesar kacang tanah yang menghantam atap rumah warga. Peristiwa ini terjadi pada Jumat (3/10/2025) sekitar pukul 16.00 WIB. Dalam hitungan menit, puluhan atap rumah beterbangan, pepohonan tumbang menutup jalan desa, dan warga berlarian menyelamatkan diri.

Kepala Pelaksana BPBD Kapuas, Pangeran Sojuaon Pandiangan dan jajarannya saat terjun langsung ke Lokasi bencana sekaligus menyalurkan bantuan bagi warga terdampak angin puting beliung.(Photo/ali)

Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kapuas, sedikitnya 143 rumah dan 17 fasilitas umum mengalami kerusakan akibat terjangan angin puting beliung. Sebanyak 149 kepala keluarga terdampak, tersebar di lima desa, yakni Bentok Jaya, Bina Jaya, Harapan Baru (Kecamatan Dadahup) serta Rawa Subur dan Suka Reja (Kecamatan Kapuas Murung). “Satu orang mengalami luka ringan di Desa Suka Reja dan sudah mendapat pertolongan medis,” ujar Kepala Pelaksana BPBD Kapuas, Pangeran Sojuaon Pandiangan kepada awak media disela memantau lokasi bencana.

Sekretaris Desa Bentok Jaya, Muzib, menceritakan bahwa angin kencang dan hujan deras datang tanpa tanda-tanda. “Kejadiannya sangat tiba-tiba. Deras sekali hujannya dan anginnya luar biasa kencang,” ungkapnya. Data sementara di Bentok Jaya menunjukkan lima rumah warga rusak, sebagian besar pada bagian atap dan dinding akibat terpaan angin kencang.

Tak lama setelah kejadian, Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD bersama aparat desa langsung melakukan kaji cepat, pendataan, dan pembersihan material. Upaya tersebut sempat terkendala pemadaman listrik yang membuat situasi malam hari menjadi gelap gulita. “Pendataan sempat terkendala karena listrik padam di beberapa desa. Namun tim tetap berkoordinasi dengan perangkat desa untuk melakukan pendataan dan menyalurkan bantuan awal,” tambah Pangeran Pandiangan.

Tenaga kesehatan desa juga turun memberikan pertolongan bagi warga terdampak, sementara para pemuda bersama aparat membersihkan jalan dari pohon tumbang agar akses dapat segera dibuka. Selain menyebabkan kerusakan, bencana ini juga memunculkan fenomena langka berupa hujan es. Warga menyebut, butiran es yang turun bersama hujan deras merupakan kejadian pertama kali di wilayah mereka.

Menurut penjelasan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), hujan es dapat terjadi ketika awan Cumulonimbus terbentuk dengan suhu sangat dingin di lapisan atas atmosfer. Butiran es terbawa angin kencang sebelum akhirnya jatuh ke permukaan bumi. “Ini menjadi peringatan bahwa cuaca ekstrem semakin sering terjadi. Warga harus lebih siap menghadapi potensi bencana serupa,” kata seorang staf BPBD Kapuas.

Hingga saat ini, BPBD Kapuas masih melakukan pendataan lanjutan dan menyalurkan bantuan logistik dasar bagi warga terdampak. Proses pemulihan diperkirakan memerlukan waktu cukup panjang.(red)